Tingkat Nasional, Kelulusan Siswa SMA di Sumbar Meningkat

Tabel Rekapitulasi Kelulusan SMA di Sumbar
Pengu­muman ujian nasional (UN) SMA sederajat 2013 telah diumum­kan kepada siswa. Rekapitulasi Ke­menterian Pen­di­dikan dan Ke­budayaan (Kemendikbud), tingkat kelulusan Sumbar meningkat diban­ding tahun lalu, hanya 230 dari 68.045 peserta dinyatakan gagal UN.

Secara na­sio­­nal, tercatat 8.851 siswa di­nyatakan ti­dak lulus atau per­sentase ke­lu­lusan UN me­nu­run 0,02 per­sen diban­ding­­kan ta­hun lalu. Lulusan terbaik diraih pelajar asal Bali Ni Kadek Vani Apriyanti dari SMAN 4 Denpasar dengan nilai rerata UN murni 99,87.

Beruntung, persentase kelulusan siswa SLTA di Sumbar mengalami peningkatan 0,32 persen dibanding tahun lalu. Jika tahun lalu kelulusan 99,40 persen, kini menembus angka 99,72 persen. Biarpun begitu, Ketua Panitia UN Sumbar Bustavidia menga­takan, persentase tersebut dapat saja berubah mengingat belum mencakup seluruh peserta UN di Sumbar.

“Artinya, masih ada sekolah atau daerah belum memasukkan data-data seperti nilai sekolah. Bagi sekolah yang belum lengkap ini, hasil nilai akhirnya belum dapat diumumkan. Di-pending dulu sampai data-datanya lengkap,” ujar Bus­tavidia di ruangan kerjanya, kemarin (23/5).

Untuk jenjang SMA dan MA, total peserta yang dapat di­umum­kan nilai akhirnya seba­nyak 48.727 siswa. Untuk jen­jang SMK tercatat 19.318 siswa. Berdasarkan nilai rata-rata, Padang paling tinggi persentase kelulusannya. “Lulusan terbaik dari rata-rata tertinggi SMA I Padang,” ungkapnya.

Dari 9.173 siswa SMA atau MA di Padang, hanya 8 siswa yang tidak lulus. Sedangkan jen­jang SMK, terdapat 3 siswa ti­dak lulus dari 4.299 peserta UN.

Terkait tata cara pengu­muman, kata Bustavidia, dise­rah­kan sepenuhnya pada kabu­paten/kota. Hanya, dia mengim­bau pemerintah kabupaten/kota mengumumkannya pada siang hari untuk mengantisipasi kon­voi siswa setelah lulus.

Evaluasi Kemendikbud

Sementara itu, Kemen­dik­bud masih menganalisis penye­bab menurunnya tingkat kelu­lusan dibandingkan tahun lalu, meski hanya 0,02 persen. Du­gaan sementara, penurunan ini dampak dari komposisi butir soal kategori sukar dari 10 per­sen menjadi 20 persen di setiap mata pelajaran.

Selain tingkat persentase ke­lulusan UN menurun, Nuh juga mengatakan nilai rata-rata UN murni untuk SMA dan MA ta­hun ini turun dibandingkan tahun lalu. Kemendikbud men­catat tahun ini nilai rata-rata UN murni adalah 6,35 sedangkan tahun lalu 7,57 (turun 1,22).

Nuh menyebutkan, ada dua skenario disiapkan untuk me­nge­valuasi UN. Yakni, menaik­kan passing grade atau nilai ambang batas kelulusan dan menaikkan persentase butir soal kategori sukar. “Passing grade 5,5 seperti sekarang ini lazim dipakai di mana pun. Nilai itu sama dengan C,” jelas Nuh. Jika passing grade tidak diubah, Kemendikbud berpotensi besar memperbanyak jumlah soal kategori sukar.

Nuh memaparkan, jom­plangnya nilai rata-rata UN murni dengan nilai sekolah menunjukkan mayoritas seko­lah masih royal memberikan nilai kepada siswanya. Rerata nilai UN murni didapat siswa secara nasional adalah 6,35. Dengan nilai terendah 0,33 dan tertinggi 9,87. Sedangkan rerata nilai sekolah adalah 8,40. De­ngan nilai terendah 4,00 dan tertinggi 9,99.

Menurut versi Kemen­dik­bud, hasil UN bisa membuat penilaian akhir siswa lebih ob­jek­tif dibanding hanya bersum­ber dari nilai sekolah saja. De­ngan kondisi ini, Nuh masih terlihat yakin tahun depan tetap ada UN lagi. “Jika PP 32/2013 (tentang Standar Nasional Pen­didikan, red) tetap seperti se­karang, UN tahun depan ya tetap ada.”

Tahun lalu, provinsi de­ngan tingkat ketidaklulusan tinggi adalah Nusa Tenggara Timur (NTT). Tetapi tahun ini, Provinsi Nangroe Aceh Darus­salam (NAD) menjadi paling buncit urusan persentase kelu­lusan siswa. Di Provinsi NAD ada 1.754 siswa (3,11 persen) yang tidak lulus UN.

Tingkat kelulusan terbaik direbut Provinsi Jawa Barat, dari 208.060 siswa peserta UN ha­nya ada satu orang (0,00.. per­sen) yang tidak lulus. Posisi selanjutnya adalah Provinsi Jawa Timur, dari 220.642 pe­serta ujian ada 56 siswa tidak lulus ujian (0,03 persen).

 “Di 33 provinsi pergeseran persentase tidak lulus wajar. Tidak ada melonjak atau me­nurun secara signifikan,” ujar Nuh. Dengan kondisi itu, Nuh yakin kisruh UN SMA perte­ngahan April lalu tidak ber­pengaruh terhadap hasil ujian. Terutama di 11 provinsi yang UN-nya diundur beberapa hari karena keterlambatan pence­ta­kan naskah ujian.

Kepada siswa dinyatakan lulus, Nuh berpesan supaya tidak meluapkan rasa syukur secara belebihan.

Ketua KPAI Pusat Badriyah Fayumi mengatakan, dalam penelitian, pencapaian aka­demik hanya berpengaruh 30 persen dalam keberhasilan ma­nusia. “Sisanya itu adalah ke­cerdasan emosional. Karena itu, bagi yang tidak lulus, jangan berlarut-larut kesedihannya,” ungkapnya.

Dia menilai, seorang anak memiliki kecerdasan intelektual luar biasa namun tidak disertai kecerdasan emosional, maka akan terjadi kegagalan. “Sangat pintar namun pemarah, atau tidak dapat bergaul dengan orang lain, itu justru masalah,” ujarnya saat ditanya pentingnya kecerdasan emosional anak.

Sejak awal KPAI memang ku­rang setuju terhadap pelak­sa­naan UN sekarang. KPAI merasa UN tidak adil. Sebab, tiga ha­ri waktu UN dirasa kurang baik mengukur kemampuan da­lam proses belajar bertahun-tahun.

Parlemen Setujui Anggaran

Di tengah ingar-bingar pe­ngu­muman kelulusan UN 2013 jenjang SMA sederajat, kabar baik berhembus di Kemen­dikbud. Mereka mendapatkan informasi jika panitia kerja (panja) kurikulum Komisi X DPR menyepakati anggaran yang diajukan Kemendikbud senilai Rp 829,4 miliar.

Selama pembahasan, hanya Fraksi PKS dan PPP yang getol menghadang pencairan angga­ran kurikulum baru. “Kalaupun ujungnya di panja masih alot dan harus voting, banyak yang setuju penggunaan anggaran kuriku­lum baru,” papar Nuh.

Di luar urusan anggaran, Nuh mengatakan, banyak se­ko­lah bukan sasaran pene­rapan kurikulum baru me­minta un­tuk menjalankan kurikulum itu. Ada dua poin yang harus dipenuhi sekolah pemohon. Yakni, gu­runya ha­rus bersedia ikut pe­latihan kurikulum baru dan mampu mengadakan buku se­cara man­diri (tidak masuk proyek Ke­mendikbud). (ek/cr1/jpnn)

 BackLink

0 komentar:

Posting Komentar

Untuk umum, Beri Komentar Sebagai : Anonymous atau Name/URL

KampungBlog.com - Kumpulan Blog-Blog Indonesia
free web site traffic and promotion