Peneliti: Di Padang, Tsunami Tak Selalu Ditandai Laut Surut

Ilustrasi Tsunami © 2012 pakistanweatherportal.com
Para pakar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Earth Observatory of Singapore (EOS) menyatakan, tsunami yang terjadi akibat adanya gempa tidak selalu ditandai dengan surutnya air laut. Hal ini dinyatakan oleh peneliti dalam acara Pelatihan Penyusunan Rencana Kontinjensi Menghadapi Bencana Tsunami di Kota Padang.

Jamie Mc Caughey, Pakar dari EOS, menyatakan Padang merupakan salah satu tempat yang apabila terjadi tsunami tak didahului surutnya laut. Hal ini disebabkan karena ketika gempa terjadi, hampir seluruh dasar perairan di Barat Padang, langsung terangkat sehingga gelombang tsunami yang terbentuk langsung naik. Hal itu diungkapkan, setelah adanya penelitian ilmiah terkait adanya kemungkinan terjadinya gempa dengan kekuatan 8,8 Skala Richter yang berpusat di patahan Sunda Megathrust yang terletak di antara Pulau Siberut dan Sipora, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.

Gempa itu diperkirakan dapat memicu terjadinya tsunami besar pada suatu saat dalam kurun waktu yang tak bisa ditentukan, mulai dari sekarang hingga beberapa puluh tahun ke depan di wilayah Provinsi Sumatera Barat.

Para ahli memperingatkan agar masyarakat agar langsung mengungsi jika merasakan gempa selama lebih dari satu menit. Mereka juga mengingatkan agar tidak terlalu bergantung pada peringatan karena bisa saja terjadi kerusakan instalasi komunikasi. Selain itu, masyarakat diingatkan untuk tidak pergi ke pantai atau ke sungai untuk mengamati permukaannya karena terkadang tsunami besar datang tanpa air laut surut sebelumnya.

Hasil penelitian para pakar yang terdiri atas Prof. Danny Hilman Natawidjaja (LIPI), Prof Kerry Siech (EOS), Jamie Mc Caughey (EOS) dan Dr. Azhar Lubis (EOS) itu juga menunjukkan bebarapa skenario lainnya.

Di Kepulauan Mentawai, tsunami kemungkinan terjadi 1-2 menit atau 5-10 menit usai terjadinya gempa dengan ketinggian 5 - 15 Meter. Pergerakan daratan secara tegak lurus bisa ke atas atau ke bawah. Jika daratan bergerak ke bawah, tsunami bisa lebih tinggi dan mencapai daratan lebih jauh selama 3 jam.

Sementara di Pesisir Barat Sumatera, termasuk Padang, Pariaman dan Painan, paparnya melanjutkan, tsunami kemungkinan terjadi 20-30 menit atau kurang dari 20 menit usai terjadinya gempa. Ketinggian tsunami diperkirakan 5-11 Meter atau lebih dan bisa menyapu daratan hingga beberapa Kilometer selama 3 jam. Dalam skenario, gempa bisa berlangsung 2-4 menit yang bisa merusak atau merobohkan banyak rumah dan gedung di Mentawai, dan sekitar Pesisir Barat Sumatera Barat termasuk Padang, Pariaman, Painan dan sekitarnya.

[ikh]

0 komentar:

Posting Komentar

Untuk umum, Beri Komentar Sebagai : Anonymous atau Name/URL

KampungBlog.com - Kumpulan Blog-Blog Indonesia
free web site traffic and promotion