Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan kepada masyarakat di luar Yogyakarta agar tidak khawatir berkunjung karena kondisinya aman.

"Yang tidak aman hanya radius 20 km dari puncak Merapi," ujarnya usai menerima Menteri Keamanan dan Ketahanan Malaysia, Datok Sri Ahmad Zahid Hamidi, di gedung Kepatihan, Kamis 11 November 2010.

Menurut Sultan, di luar masalah itu, kehidupan berjalan seperti biasa dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Semua aktivitas seperti di Pasar Maliboro dan kegiatan lain berjalan normal. "Semua aman, masyarakat tetap tenang, dan dari luar Yogya tidak perlu takut," ujarnya.

Sultan menambahkan, saat ini Desa Kinarejo dan Kepuharjo merupakan daerah yang paling mengalami kerusakan paling parah akibat erupsi Gunung Merapi. Belum diketahui apakah akan dilakukan relokasi atau tidak.

Ada dua aspek yang harus diperhatikan untuk relokasi. Aspek kesuburan tanah setelah tersapu abu merapi, dan aspek ekonomi dan kesehatan masyarakat setempat.

Menurut Sultan, kesuburan tanah memang bisa terjadi, tapi dalam jangka waktu yang berapa lama. "Sekarang atau sepuluh tahun lagi," katanya.

Aspek kedua, kata Sultan, bila tanah dinyatakan subur dan masyarakat tidak mau direlokasi dan warga memelihara hewan ternak, apakah tidak ada dampak pada susu maupun dagingnya. Sebab, hewan ternak memakan rumput dari tanah dari tanah yang terkena erupsi. Hal ini bisa berdampak pada kesehatan. "Jadi perlu di pikirkan dan dipertimbangkan, jadi kita punya argumen yang kuat," ujarnya.

Terkait dengan kesehatan warga, Sultan meminta kepada dinas kesehatan untuk segera memberikan penyuluhan kesehatan bagi pengungsi. "Paling lambat besok harus sudah dilakukan sosialisai," tegasnya.

Masyarakat harus diingatkan bagaimana saat mereka pulang ke rumah. Apa yang harus dilakukan. Seperti menggunakan masker saat membersihkan rumah, membut sumur baru bila tercemar.

"Jumlah pengungsi 56 ribu orang lebih, 5 persen saja kena ISPA, bisa banyak yang mondok ke rumah sakit," ujarnya lagi.

www.vivanews.com