Gempa 4,7 SR, Membuat Panik Warga Tuapejat
Tuapejat, (ANTARA)- Gempa dengan kekuatan 4,7 SR, yang terjadi pada Jumat(5/11) Pukul 22:21 Wib kembali mengguncang Mentawai. Meski relis BMKG menyebutkan gempa dengan kedalaman 27 Km, dan berada dititik koordinat 2.08 Lintang Selatan, 99.44 Bujur Timur, dengan pusat di laut 27 km Barat Laut Sipora itu tidak berpotensi tsunami, namun tetap membuat panik warga Tuapejat.
Ratusan warga Tuapejat berhamburan keluar rumah, dan ramai-ramai memacu kendaraanya menuju tempat ketinggian di perbukitan sepanjang jalan raya Tuapejat.
Antonius (26) salah seorang warga desa Mapadegat menyebutkan, saat terjadi guncangan gempa dia sedang memasukan motornya kedalam rumah, namun dalam waktu bersamaan dia melihat sudah banyak orang berhamburan keluar rumah dan berlarian, maka diapun kembali menaiki motornya dan bersama warga lain lari mencari tempat ketinggian.
“ Saya tadi sudah mau masukan motor, tapi tiba-tiba terjadi guncangan, dan saya lihat sudah banyak tetangga yang berlarian, ya langsung saja saya naik motor lagi, kuatir ada tsunami.” Katanya kepada antara-sumbar.com, Jumat(5/11)
Dari pantauan antara-sumbar.com, di beberapa pemukiman warga yang berdekatan dengan pantai, seperti di kampung jati, kawasan dermaga, dan pemukiman warga di sepanjang dermaga Tuapejat KM.0 sudah terlihat sepi.
Neti (37) warga kampung Jati mengatakan, meskipun Tuapejat dan Sipora Utara masih aman, namun sejak terjadinya gempa dan tsunami di Pagai Selatan pada Senin(25/10) banyak warga Tuapejat yang tetap memilih mengungsi di perbukitan setiap malamnya, karena warga panik, terlebih dengan adanya informasi tentang adanya gempa yang lebih besar.
“ Setiap malam kita selalu ke atas, atau ada juga yang bermalam di kantor Bappeda, dan kantor PU yang letaknya agak tinggi dari pada disini.” Katanya
Meski di Tuapejat dan kawasan kecamatan Sipora Utara relatif masih aman terhadap gempa, namun Neti mengharapkan pemerintah Mentawai juga tanggap dengan kondisi kekuatiran warganya yang berada di Tuapejat, dan segera membuat tempat-tempat evakuasi dengan mendirikan tenda-tenda yang layak. (Kr)
www.antara-sumbar.com
Ratusan warga Tuapejat berhamburan keluar rumah, dan ramai-ramai memacu kendaraanya menuju tempat ketinggian di perbukitan sepanjang jalan raya Tuapejat.
Antonius (26) salah seorang warga desa Mapadegat menyebutkan, saat terjadi guncangan gempa dia sedang memasukan motornya kedalam rumah, namun dalam waktu bersamaan dia melihat sudah banyak orang berhamburan keluar rumah dan berlarian, maka diapun kembali menaiki motornya dan bersama warga lain lari mencari tempat ketinggian.
“ Saya tadi sudah mau masukan motor, tapi tiba-tiba terjadi guncangan, dan saya lihat sudah banyak tetangga yang berlarian, ya langsung saja saya naik motor lagi, kuatir ada tsunami.” Katanya kepada antara-sumbar.com, Jumat(5/11)
Dari pantauan antara-sumbar.com, di beberapa pemukiman warga yang berdekatan dengan pantai, seperti di kampung jati, kawasan dermaga, dan pemukiman warga di sepanjang dermaga Tuapejat KM.0 sudah terlihat sepi.
Neti (37) warga kampung Jati mengatakan, meskipun Tuapejat dan Sipora Utara masih aman, namun sejak terjadinya gempa dan tsunami di Pagai Selatan pada Senin(25/10) banyak warga Tuapejat yang tetap memilih mengungsi di perbukitan setiap malamnya, karena warga panik, terlebih dengan adanya informasi tentang adanya gempa yang lebih besar.
“ Setiap malam kita selalu ke atas, atau ada juga yang bermalam di kantor Bappeda, dan kantor PU yang letaknya agak tinggi dari pada disini.” Katanya
Meski di Tuapejat dan kawasan kecamatan Sipora Utara relatif masih aman terhadap gempa, namun Neti mengharapkan pemerintah Mentawai juga tanggap dengan kondisi kekuatiran warganya yang berada di Tuapejat, dan segera membuat tempat-tempat evakuasi dengan mendirikan tenda-tenda yang layak. (Kr)
www.antara-sumbar.com
Categories:
Portal
0 komentar:
Posting Komentar
Untuk umum, Beri Komentar Sebagai : Anonymous atau Name/URL